Pages

Minggu, 11 November 2012

KONFIGURASI DMZ MENGGUNAKAN MIKROTIK


DMZ adalah singkatan untuk Demilitarized Zone, istilah berasal dari penggunaan militer, yang berarti daerah penyangga antara dua musuh. Menerapkannya pada lingkup TI, itu berarti komputer atau subnetwork kecil yang berada di antara jaringan internal yang terpercaya, seperti LAN swasta perusahaan, dan jaringan eksternal terpercaya, seperti Internet publik. Biasanya, DMZ berisi perangkat diakses untuk lalu lintas internet, seperti Web (HTTP) server, server FTP, SMTP (e-mail) server dan DNS server. Demilitarized zone digunakan untuk mengamankan jaringan internal dari akses eksternal. DMZ dapat dibuat menggunakan MikroTik Router. Ada banyak cara yang berbeda untuk merancang jaringan dengan DMZ. Metode dasar adalah dengan menggunakan single Linux firewall dengan 3 Ethernet Card. Berikut meruapakan pembahasan pengaturan DMZ dan forwarding public traffic untuk server internal.

 DMZ Setup

Pada pembahasan kali ini digunakan MikroTik RouterBoard 1100.

Pada pembahasan ini digunakan 3 NIC dengan detail penggunaan sebagai berikut:
  1. eth1 dengan 10.252.108.14, IP address yang berasal dari EEPIS server (dalam hal ini, IP address ini dianggap IP publik), didapat dari DHCP EEPIS Server . 
  2. eth2 dengan 192.168.2.1, private IP address, DMZ connected ke Web server. 
  3. eth3 dengan 192.168.1.1 private IP address, jaringan privat digunakan untuk client. 
Berikut penggambaran skema pada pembahasan:

 

Untuk mempermudah konfigurasi, digunakan Winbox, utility untuk melakukan remote GUI ke Router Mikrotik. For windows. Berikut pengkonfigurasian yang telah dicoba:

  1. Login pada MikroTik. Pertama buat koneksi antara MikroTik dengan EEPIS server, buat eth1 untuk mendapatkan hasil DHCP dari EEPIS server. Berikut hasil DHCP client pada eth1.
 
  1. 2. Jika diperlukan beri komentar pada Ethernet port yang dipakai, berikut hasil pemberian komentar pada eth port sesuai dengan ketentuan diatas.